Tuesday, 18 August 2009

anak adalah harta

Anak adalah nikmat Allah yang tak ternilai dan pemberian
yang tidak terhingga Nikmat yang agung berupa anak ini
merupakan amanah bagi dua orang tua, yang kelak akan
diminta pertanggung jawabannya, apakah keduanya telah
menjaganya atau justru menyia-nyiakannya. Rasulullah bersabda,
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan
ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang Imam adalah
pemimpin dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya,
dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya

dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya." (Muttafaq 'alaih)
Mengenai besarnya tanggung jawab dalam mendidik anak, maka Imam
Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan, "Barang siapa yang
melalaikan pendidikan anaknya, yakni dengan tidak mengajarkan
hal-hal yang bermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka
sungguh dia telah berbuat buruk yang teramat sangat. Mayoritas
anak yang jatuh di dalam kerusakan tidak lain karena kesalahan
orang tuanya dan tidak adanya perhatian terhadap anak-anak tersebut.
Juga tidak mangajarkan kepada mereka kewajiban agama dan
sunnah-sunnahnya, mereka telantarkan anaknya semenjak kecil,
sehingga mereka tak dapat memberikan manfaat kepada diri sendiri
dan orang tuanya, manakala mereka telah tua."
Untuk itu para orang tua selayaknya memperhatikan masalah-masalah
penting seputar pendidikan anak. Di antara yang patut untuk kita
renungkan adalah hal-hal berikut ini:
1. Tumbuhkan Jiwa Kehambaan
Pada dasarnya tujuan pokok dalam mendidik anak adalah untuk
menumbuhkan dan membangkitkan jiwa kehambaan dalam diri mereka.
Menyiramkan dalam jiwa mereka dan senantiasa membiasakan sikap
tersebut. Merupakan nikmat Allah adalah bahwa mereka diciptakan
dalam keadaan fithrah Islam, sehingga yang dibutuhkan adalah menjaga,
mengontrol dan memperhatikan agar tidak menyimpang dari fithrahnya.
2. Mendidik Anak adalah Ibadah
Seorang ayah dan ibu tatkala mendidik anak, memberi nafkah, menjaga
hingga larut malam, mengawasi dan mengajar mereka, maka saat itu dia
sedang melakukan ibadah kepada Allah. Bahkan ketika mengajak bergurau
dan bercanda juga termasuk ibadah, jika memang diniatkan untuk itu.
Memberi nafkah kepada keluarga -sebagaimana dalam hadits riwayat Imam
Muslim- adalah termasuk ibadah, dan bahkan pahalanya sangat besar
melebihi infak kepada selainnya. Dan dalam hadits muttafaq 'alaih
Rasulullah bersabda,
"Jika seseorang memberi nafkah kepada keluarganya dengan suatu
nafkah untuk mengharap ridha Allah dalam nafkah tersebut, maka
dia mendapat pahala shadaqah."
3. Ikhlas dalam Mendidik Anak
Orang tua dituntut untuk ikhlas di dalam mendidik anak.
sampai pendidikan anak semata-mata hanya diniatkan untuk tujuan
duniawi, menyekolahkan mereka hanya sekedar untuk meraih gelar dan
ijazah. Karena tidak diragukan lagi bahwa kebaikan dalam mendidik
anak adalah yang diniatkan untuk mencari pahala di sisi Allah.
Adapun yang selain itu (seperti profesi, pekerjaan yang mapan,
kedudukan dsb) adalah akan ikut dengan sendirinya, bukan tujuan
satu-satunya.
Sebagai contoh, misalnya orang tua yang menyekolahkan anaknya di
fakultas kedokteran, maka jangan semata-mata agar dapat meraih materi
yang melimpah, namun lebih dari itu dengan tujuan untuk membantu kaum
muslimin, mengobati mereka dan agar mereka tidak lari kepada
dokter-dokter non muslim. Orang yang semata-mata mengejar materi
tidak akan mendapatkan pahala, sedangkan orang yang mencari pahala
dari Allah maka dia juga akan mendapatkan materi.
4. Jangan Lupakan Doa
Doa adalah ibadah. Para Nabi dan Rasul telah berdoa untuk kebaikan
anak dan istri-istri mereka dengan doa-doa yang diabadikan dalam
al-Qur’an. Berapa banyak orang yang tersesat, akhirnya mendapatkan
petunjuk dengan sebab doa, dan juga amat banyak doa yang mempercepat
dan mempersingkat proses pendidikan.
5. Mencari Penghasilan yang Halal
Merupakan kewajiban orang tua adalah selalu berusaha mencari harta
yang halal dan menjauhi segala yang syubhat apa lagi yang haram,
seperti mencuri, riba, suap dan lain sebagainya.
6. Teladan yang Baik
Teladan yang baik merupakan keharusan dalam sebuah proses pendidikan.
Sebab bagaimana mungkin seorang ayah dan ibu senantiasa menganjurkan
dan menyuruh anaknya shalat, tetapi dia sendiri tidak melakukannya?
Maka orang tua hendaknya memberikan teladan yang baik kepada
anak-anaknya, karena ketika seseorang memulai suatu amal kebaikan
kemudian ada orang lain yang mengikutinya, maka dia mendapatkan
pahala (seperti) pahala orang yang mengikutinya.
7.Memilih Metode yang Terbaik
Orang tua terkadang perlu mengetahui masalah-masalah yang berkaitan
dengan pengetahuan umum dan memahami secara detail berbagai metode
pendidikan yang terbaik. Jika perlu, minta pertimbangan kepada
orang-orang yang ahli dalam bidang pendidikan, mendengarkan kaset
atau membaca buku-buku tentang pendidikan.
8. Sabar
Seseorang terkadang kurang memperhatikan masalah kesabaran ini,
padahal ketidaksabaran akan menjadi penghalang bagi suksesnya
pendidikan anak. Kita hendaknya bersabar terhadap teriakan anak,
sabar ketika anak sakit, sabar dalam memberi pengarahan, sabar
ketika mengantar anak ke sekolah, sabar ketika berjalan bersama
mereka menuju masjid dan lain sebagainya. Jangan mudah marah,
emosi, bosan dan putus asa.
Orang tua hanya diperintahkan untuk memberikan pendidikan kepada
anak, adapun hidayah ada di tangan Allah. Maka hendaklah dia
mencurahkan segenap kemampuan dan mencari segala sebab yang
mengantarkan pada kesuksesan, serta jangan lupa selalu bersabar.
9. Menekankan Shalat
Shalat adalah kewajiban paling penting dan rukun terbesar dalam
Islam setelah mengucap dua kalimat syahadat. Maka hendaklah setiap
muslim selalu menekankan dan memperhatikan masalah shalat ini, baik
terhadap diri sendiri maupun anak-anak. Dalam sebuah hadits, Nabi
bersabda,
"Perintahkan anak-anak kalian shalat saat mereka berumur tujuh tahun,
dan pukullah mereka jika meninggalkannya ketika berumur sepuluh tahun.
"
10. Perhatikan Bakat dan Kemampuan Anak
Orang tua hendaknya memperhati kan kelebihan, bakat dan perbedaan
masing-masing anak, dan bersikaplah adil terhadap mereka. Sebagian
orang tua terkadang tidak memperhatikan kelebihan dan bakat anaknya,
sehingga bakat mereka sia-sia dan tidak tersalurkan dengan baik.
Ada di antara anak yang kuat hafalannya, namun hanya diajari
menghafal nyanyian saja. Padahal jika diajarkan untuk menghafal
al-Qur'an, maka itu jauh lebih baik.
11. Tanamkan Cinta kepada Allah
Tanamkan di dalam jiwa anak rasa pengagungan, kecintaan dan tauhid
(pengesaan) kepada Allah. Peringatkan mereka dari berbagai kesalahan
dalam hal akidah dan keyakinan, jangan sampai mereka terjerumus
di dalamnya. Biasakan pula agar mereka melakukan amar ma'ruf dan
nahi mungkar.
12. Memilihkan Teman yang Baik
Rasulullah bersabda,
“Seseorang itu tergantung pada perilaku dan kebiasaan temannya,
maka salah seorang dari kalian hendaknya memperhatikan dengan
siapa akan berteman.” (HR. Ahmad)
13. Luangkan Waktu
Sesibuk apa pun kita, maka jangan lupa luangkan waktu untuk
anak-anak dan keluarga. Jadikan rumah sebagai oase iman, yang
di dalamnya diajarkan sirah rasul, Kitabullah dan berbagai aktivitas
yang positif. Jika suatu saat -karena banyak urusan- orang tua tidak
sempat untuk memperhatiakn anak-anak, maka hendaknya berusaha mencari
waktu lain ketika luang untuk memperhatikan mereka serta memberikan
hak-hak mereka.
Semoga Allah memberikan kepada kita semua keturunan yang shalih, yang
mendatangkan kebaikan dan kebahagia an di dunia dan akhirat, amin ya
Rabbal ‘alamin.



dari :keluarganuryadi.
Sumber: Kitab “Washaya Litarbiyatil Abnaa’ , Abdul Malik al-Qasim

0 comments:

Post a Comment

RSS Feed Berlangganan posting via RSS FEED

Atau berlangganan posting via email:


TUKER LINK

diswanto

  © Blogger templates The Transformers by Blog Tips And Trick 2009